PENGARUH KESETARAAN DALAM DUNIA KERJA TERHADAP MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA


Halo semuanya, kembali lagi di blog saya. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas isu mengenai Pengaruh Kesetaraan dalam Dunia Kerja Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja.

*
  

Seperti yang belakangan ini kita ketahui, bahwa di era modern ini kesetaraan banyak diberlakukan di berbagai aspek kehidupan. Kesetaraan ini bisa berupa kesetaraan gender, adat, agama, dan sebagainya. Dalam hal ini yang dimaksud adalah manusia diperlakukan adil sesuai dengan hak yang dimilikinya untuk melakukan apapun asalkan tidak merugikan pihak manapun dan tetap pada batas norma yang berlaku, serta tidak adanya rasisme sehingga antar manusia diharuskan saling menghargai satu sama lain dengan perbedaan yang ada. Berlakunya kesetaraan ini terkadang masih menimbulkan pro dan kontra, tetapi hal ini kembali lagi pada masing-masing individu dengan memandang dan memanfaatkan berlakunya kesetaraan ini dengan sabaik-baiknya dan untuk tujuan yang baik pula.
Dengan adanya isu bahwa kesetaraan ini berkemungkinan besar bedampak baik bagi kelangsungan hidup manusia, saya akan menghubungkannya dengan jika kesetaraan ini berlaku di tempat kerja. Akankah kedamaian dan keamanan yang diperoleh dari berlakunya kesetaraan ini berpengaruh terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja? Berikut akan saya bahas berdasarkan sumber informasi yang saya baca.

Motivasi didefinisikan sebagai “hasrat pembakaran batin yang disebabkan oleh kebutuhan, keinginan dan keinginan yang mendorong seseorang untuk mengerahkan fisik dan mentalnya energi untuk mencapai tujuan yang diinginkan”.

Ø  Karakteristik Motivasi
a)      Motivasi adalah fenomena psikologis. Ini adalah keinginan batiniah seseorang mencapai sesuatu yang lebih. Kekurangan yang sangat memaksanya untuk melakukan jumlah tertentu pekerjaan. Lebih banyak individu termotivasi lebih baik kinerja dan organisasi hubungan.
b)      Motivasi adalah proses yang berkelanjutan. Karena kebutuhan adalah fenomena yang berkelanjutan jika diperlukan puas kebutuhan lain muncul dan begitu pula individu mendorong untuk bekerja dan dengan demikian rantai berkelanjutan dibuat.
c)      Motivasi disebabkan karena nilai persepsi yang diantisipasi dari suatu tindakan. Dirasakan nilai adalah probabilitas atau harapan.
d)     Ada kebutuhan yang tidak terpuaskan. Seseorang tetap terganggu sampai mereka puas. Ini gangguan atau ketegangan menyebabkan disequilibria dalam perilaku manusia.
e)      Individu dimotivasi oleh motivasi positif. Ini mengacu pada insentif yang ditawarkan oleh organisasi untuk mencapai efisiensi. Insentif bisa berupa uang seperti kenaikan gaji, tunjangan, dan pembayaran bonus.

            Kepuasan kerja adalah tingkat di mana seorang individu merasa positif atau negatif tentang suatu pekerjaan. Indeks Deskripsi Pekerjaan (Job Description Index—JDI) mengukur beberapa aspek kepuasan kerja ini, berikut beberapa aspek yang mempengaruhi kepuasan kerja:
         Pekerjaan itu sendiri — tanggung jawab, minat, dan pertumbuhan
         Kualitas pengawasan — bantuan teknis dan dukungan sosial
         Hubungan dengan rekan kerja — harmoni sosial dan rasa hormat
         Peluang promosi — peluang untuk kemajuan lebih lanjut Tren Kepuasan Kerja

Faktor Penentu Kepuasan kerja
Ada beberapa dimensi yang mempengaruhi kepuasan kerja. Sistem nilai yang dimiliki oleh seorang individu dan budaya mendukung sistem organisasi dan dasar untuk kepuasan kerja. Namun beberapa faktor yang penting menentukan kepuasan kerja karyawan dalam organisasi adalah seperti di bawah:
  1. Konten Pekerjaan: Konten pekerjaan itu sendiri adalah sumber utama kepuasan, itu pekerjaan harus menantang.
  2. Kebijakan gaji dan promosi: Gaji dan upah berperan penting dalam studi kepuasan kerja. Hadiah yang adil bersifat multidimental.
  3. Kondisi kerja yang mendukung: Kondisi kerja yang sederhana namun langgeng berpengaruh pada kepuasan kerja.
  4. Kelompok kerja: Konsep kelompok kerja dan tim kerja lebih umum dari hari ke hari. Kelompok kerja yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki keterampilan dengan satu tujuan akan dapat berfungsi secara efektif jika mereka ramah dan kooperatif.
  5. Pengawasan: Pengawasan adalah salah satu faktor moderat, yang mempengaruhi pekerjaan kepuasan.
  6. Kecocokan pekerjaan dengan kepribadian: Individu harus ditugaskan pekerjaan, yang sesuai dengan minat mereka. 

Menurut informasi diatas, terbukti bahwa kesetaraan memiliki peran dalam mempengaruhi motivasi dan kepuasan kerja. Ini dikarenakan, bahwa kesetaraan dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif karena adanya hubungan yang baik dengan rekan kerja, rasa dihormati, serta dukungan sosial pada masing-masing individu pekerja. Dari hal-hal ini dapat menciptakan produktivitas dan efisiensi dalam bekerja yang dapat membuat para pekerja termotivasi dalam dirinya untuk bekerja dengan baik di lingkungan yang produktif namun tetap positif suasananya. Dan saat motivasi ini menimbulkan dampak yang baik pada pikiran dan mental masing-masing individu pekerja, kemungkinan tercapainya kepuasan kerja juga besar.

Namun di sisi lain, dalam hal ini kesetaraan bukan berarti semua individu diperlakukan sama rata, karena jika ditinjau dari sisi psikologi bahwa kebutuhan tiap individu itu berbeda-beda, sehingga harus dipahami dan diamati dengan baik terlebih dahulu. Pemahaman dan pengamatan pada masing-masing individu mengenai kepuasan kerjanya ini perlu dilakukan karena dari apa yang dibutuhkan dalam lingkup tempat kerja oleh masing-masing individu maupun cakupan luas sebuah organisasi, itu berpengaruh terhadap kinerjanya di tempat kerja tersebut.
Ada bagian penting dalam motivasi dan kepuasan bekerja. Disamping bahwa pentingnya kesetaraan yang menimbulkan suasana lingkungan positif dan produktif di tempat kerja, ada juga faktor yang tak kalah pentingnya, yaitu minat dan bakat serta gaji dan tunjangan yang diberikan pada masing-masing individu pekerja. Berdasarkan informasi dari sumber diatas juga dijabarkan bahwa minat terhadap pekerjaan itu sendiri itu juga penting. Serta faktor kenaikan gaji atau tunjangan juga berpengaruh terhadap motivasi dan kepuasan kerja disamping jika hanya berlakunya kesetaraan dalam lingkungan tempat kerja.
Dapat disimpulkan bahwa dalam dunia kerja kesetaraan ini berkemungkinan besar berdampak baik bagi kelangsungan pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Karena saat berlakunya kesetaraan yang baik di lingkungan kerja, dapat menimbulkan suasana tempat kerja yang damai, sehingga terciptalah lingkungan kerja yang kondusif dan positif. Hal ini dapat berpengaruh terhadap motivasi pekerja untuk bekerja di lingkungan yang positif, sehingga tercapainya kepuasan kerja. Selain itu, kesetaraan juga dapat menimbulkan perasaan adil pada masing-masing individu karena diperlakukan dengan baik sesuai dengan hak masing-masing individu. Dan hal ini juga bisa berdampak baik bagi kesehatan mental dan fisik pada masing-masing individu pekerja yang memperoleh motivasi dan kepuasan kerja yang baik dalam perkerjaan dan lingkungan tempat kerjanya.

*

Sekian pembahasan mengenai Pengaruh Kesetaraan dalam Dunia Kerja Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja ini saya buat, mohon maaf jika ada kesalahan, kekurangan, maupun kelebihan dalam tulisan ini, karena saya sendiri pun masih belajar. Jika ada koreksi atau masukan mohon jika berkenan tinggalkan di kolom komentar di bawah. Terima kasih.
—Shania Sabila


Daftar Pustaka
Kondalkar, V. G. 2007. Organizational Behavior. New Delhi: New Age International (P) Ltd., Publisher.
Schermerhorn, John R., Jr., Hunt, James G., Osborn, Richard N., Uhl-Bien, Mary. 2010. Organizational Behavior. New Jersey: John Wiley & Sons.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INDIVIDUAL DIFFERENCES DALAM PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI

REVIEW DESAIN ARSITEKTUR LONDON AQUATICS CENTRE

PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM OLEH PT TELKOM