FLORENCE NIGHTINGALE, TOKOH DUNIA INSPIRASIONAL YANG MEMOTIVASI
Halo semuanya, selamat datang di blog saya. Pada
kesempatan kali ini pada tulisan saya akan membahas tentang biografi seorang
tokoh dunia yaitu Florence Nightingale yang selama ini memotivasi saya dalam menentukan
tujuan hidup dan untuk terus berjuang. Berikut adalah biografi Florence
Nightingale.
Dahulu, perawat dianggap sebagai profesi yang hina dan
rumah sakit merupakan tempat yang kotor dan jorok. Semua itu berubah ketika
"Bidadari Berlampu" mereformasi dunia keperawatan sebagai pekerjaan
terhormat bagi perempuan. Dia adalah Florence Nightingale, seorang perempuan
yang berasal dari keluarga kaya di Inggris, menjadi pelopor perawat modern.
Pemikirannya memengaruhi kebijakan perawatan pasien yang tepat pada abad ke-19
dan 20. Lalu bagaimana Florence merintis karirnya, dan bagaimana pula dia
mendapat julukan "Bidadari Berlampu"?
Kehidupan Awal
Seperti namanya, dia lahir di kota Florence, Italia,
pada 12 Mei 1820, sebagai anak terakhir dari dua bersaudara. Kembali ke Inggris
pada 1821, keluarga Nightingale tidak mengalami kesulitan finansial. Mereka
memiliki kehidupan yang nyaman dan kerap bepergian untuk berlibur. Florence
dibesarkan di rumah keluarganya di Lea Hurst. Kendati ibunya menyukai kehidupan
sosial di antara orang kaya, Florence justru canggung menghadapi situasi
tersebut. Dia lebih suka menghindar menjadi pusat perhatian. Walau kerap beradu
pemikiran dengan sang ibu, dia tetap ingin selalu menyenangkannya. "Saya
pikir, saya punya sesuatu yang lebih baik dan sesuai," tulis Florence.
Sejak usia muda, Florence aktif dalam filantropi,
melayani orang-orang sakit dan miskin di desa yang berdekatan dengan tempat
tinggal keluarganya. Pada usia 16 tahun, dia menyadari bahwa menjadi perawat
merupakan panggilan dari Tuhan baginya. Orangtua Florence tentu menolak
ambisinya menjadi perawat. Di Era Victoria, seorang perempuan muda dari kelas
sosial seperti keluarga Nightingale diharapkan menikah dengan pria. Perempuan
tidak boleh mengambil pekerjaan rendahan. Menginjak usia 17 tahun, dia menolak
lamaran dari Richard Monckton Milnes, pria yang dianggap cocok dengannya.
Bertekad untuk mengejar panggilan hatinya meski
mendapat pertentangan dari orangtua, Florence mendaftarkan diri di Rumah Sakit
Lutheran Pastor Fluedner, di Kaiserwerth, Jerman, untuk studi keperawatan.
Selama dua pekan pelatihan pada Juli 1850 dan tiga bulan pada Juli 1851,
Florence belajar keterampilan keperawatan dasar, pengamatan pasien, dan nilai
organisasi rumah sakit yang baik. Florence Nightingale mendapatkan julukan
Bidadari Berlampu dari tentara Inggris.
Perang Krimea
Awal 1850-an, Florence kembali ke London dan bekerja
di sebuah rumah sakit. Kinerjanya mengesankan atasannya, sehingga dia
dipromosikan menjadi pengawas rumah sakit. Dia juga pernah menjadi sukarelawan
di rumah sakit Middlesex, yang tengah bergulat dengan wabah kolera. Kondisi
yang tidak steril mempercepat penyebaran penyakit. Florence menerbitkan misi
untuk meningkatkan praktik kebersihan di rumah sakit. Secara signifikan, jumlah
kematian menjadi menurun.
Oktober 1853, Perang Krimea pecah. Pasukan Sekutu
Inggris dan Perancis berperang melawan Kekaisaran Rusia untuk menguasai wilayah
Ottoman.
Pada 1854, sekitar 18.000 tentara harus masuk rumah
sakit militer dan tidak ada perawat perempuan yang ditempatkan di Krimea.
Tentara yang sakit dan terluka terabaikan, kondisi rumah sakit sangat tidak
sehat. Florence menerima surat dari Menteri Perang Sidney Herbert, memintanya
untuk mengirim korps perawat ke Krimea. Dengan sigap, dia mengumpulkan 38
perawat dari berbagai latar belakang dan berlayar menuju Krimea. Tiba di
pangkalan rumah sakit Inggris di Scutari pada November 1854, rombongan itu
melihat tempat perawatan itu sangat kotor. Pasien terbaring di lorong bersama
kotoran mereka, hewan pengerat, dan serangga. Persediaan perban dan sabun juga
menipis, begitu pula dengan air. Florence mengatur semua manajemen rumah sakit
untuk meningkatkan persediaan makanan, selimut, tempat tidur, dan kebersihan.
Setiap malam, dengan membawa lampu penerangan, dia memeriksa kondisi tentara di
rumah sakit. Dari situlah, Florence mendapat julukan "Bidadari
Berlampu". Dia mendapatkan penghormatan dari para prajurit. Prestasinya
yang telah mengurangi tingkat kematian hingga 2 persen membawa ketenaran baginya, di mana pers dan
surat-surat tentara mewartakan dirinya.
Britannica melaporkan, investigasi para sejarawan abad ke-20
mengungkapkan tingkat kematian di Rumah Sakit Barrack itu selama ditangani
Florence sebenarnya lebih tinggi. Pemerintah Inggris disebut telah
menyembunyikan angka kematian sesungguhnya. Sempat jatuh sakit karena
kemungkinan meminum susu yang terkontaminasi, dia tetap bertahan di Scutari
meski perang telah usai pada 30 maret 1856. Dia kembali ke rumahnya di
Derbyshire pada 7 Agustus 1856 sebagai pahlawan.
Semangat Reformasi
Setelah kembali ke Inggris, sumbangan dana mengalir ke
Nightingale Fund. Uang-uang tersebut memungkinkan Florence melanjutkan
reformasi keperawatannya di rumah sakit sipil. Dengan menunjukkan grafik
statistik pasien tentara di Perang Crimea, dia menunjukkan banyak pria yang
meninggal karena penyakit ketimbang disebabkan dari luka-luka mereka derita
akibat perang. Sumbangan dari Nightingale Fund digunakan untuk mendirikan The
Nightingale Training School pada 1860. Reputasi sekolah itu menyebar ke seluruh
dunia dan banyak yang memintanya untuk membangun lembaga serupa di Australia,
Amerika, dan Afrika. Meski harus dirawat di tempat tidur akibat penyakit yang
pernah diderita sebelumnya, yang kini disebut brucellosis, Florence terus
mendorong reformasi keperawatan, dengan menulis sekitar 13.000 surat.
Pada 1859, dia menerbitkan buku Notes on Hopitals,
yang berfokus pada cara mengelola rumah sakit sipil dengan benar. Selama Perang
Saudara di Amerika Serikat, dia secara teratur memberikan konsultasi mengenai
cara terbaik mengelola rumah sakit lapangan. Florence juga menjadi otoritas
dalam masalah sanitasi publik baik untuk militer maupun masyarakat di India,
meskipun dia belum pernah ke sana. Dia dianugerahi penghargaan Royal Red Cross
pada 1883. Kemudian pada 1907, dia menjadi perempuan pertama yang menerima
Order of Merit, penghargaan sipil tertinggi di Inggris. Pada Mei 1910, Florence
menerima ucapan selamat ulang tahun ke-90 dari Raja George.
Kematian
Beberapa bulan setelah ulang tahunnya, tepatnya pada
Agustus 1910, Florence kembali jatuh sakit. Sempat membaik, namun dia tidak
dapat bertahan dan meninggal pada 13 Agustus 1910, di rumahnya, di London. Dia
dimakamkan di pekuburan keluarga, di samping anggota keluarga lainnya di
Hampshire. Untuk menghormati keinginan terakhir "Bidadari Berlampu",
kerabatnya menolak melakukan upacara pemakaman nasional.
Museum Florence Nightangale di London, terletak di
lokasi sekolah pelatihan perawatnya yang asli. Terdapat lebih dari 2.000
artefak untuk mengenang kehidupan dan karier dari "Malaikat Crimea"
ini. Hingga kini, Florence dipuji sebagai pelopor keperawatan modern.
*
Motivasi didefinisikan sebagai “hasrat pembakaran batin
yang disebabkan oleh kebutuhan, keinginan dan keinginan yang mendorong
seseorang untuk mengerahkan fisik dan mentalnya energi untuk mencapai tujuan
yang diinginkan”. Motivasi mengacu
pada kekuatan dalam diri seseorang yang memperhitungkan tingkat, arah, dan
kegigihan upaya yang dilakukan di tempat kerja. Efisiensi seseorang tergantung pada kinerja. Kinerja dapat
dinyatakan sebagai di bawah ini:
Karakteristik Motivasi
- Motivasi adalah fenomena psikologis. Ini adalah keinginan batiniah seseorang mencapai sesuatu yang lebih. Kekurangan yang sangat memaksanya untuk melakukan jumlah tertentu pekerjaan.
- Motivasi adalah proses yang berkelanjutan. Karena kebutuhan adalah fenomena yang berkelanjutan jika diperlukan puas kebutuhan lain muncul dan begitu pula individu mendorong untuk bekerja dan dengan demikian rantai berkelanjutan dibuat.
- Motivasi disebabkan karena nilai persepsi yang diantisipasi dari suatu tindakan. Dirasakan nilai adalah probabilitas atau harapan.
- Ada kebutuhan yang tidak terpuaskan. Seseorang tetap terganggu sampai mereka puas. Ini gangguan atau ketegangan menyebabkan disequilibria dalam perilaku manusia.
- Individu dimotivasi oleh motivasi positif. Ini mengacu pada insentif yang ditawarkan oleh organisasi untuk mencapai efisiensi. Insentif bisa berupa uang seperti kenaikan gaji, tunjangan, dan pembayaran bonus.
Berdasarkan teori tentang Motivasi diatas, saya akan
menjabarkan tentang bagaimana informasi mengenai biografi dan sejarah perjuangan
hidup Florence Nightingale diatas, banyak yang dapat menginspirasi dan
memotivasi saya untuk mengikuti jejaknya. Karena saya merasakan gejolak batin
yang membutuhkan dan menginginkan untuk berhasil menjadi seorang yang sehebat
Florence Nightingale. Hal tersebut mendorong saya untuk mengerahkan fisik dan
mental energi untuk mencapai tujuan yang saya inginkan.
Semangatnya yang pantang menyerah untuk terus memperbaiki
menejemen di rumah sakit dan meningkatkan praktik kebersihan di rumah sakit
memotivasi saya untuk hidup dengan produktif dan mengembangkan pemikiran serta
ide-ide cerdas yang bermanfaat demi kelangsungan hidup manusia. Serta kebaikan
hatinya yang terus mengabdi untuk menolong dan merawat orang sakit, ditambah
sifat rendah hatinya, karena walaupun ia berasal dari keluarga kaya di Inggris
yang keadaan finansialnya sangat baik, ia tetap memilih untuk menggapai
keinginan dan mengikuti panggilan hatinya sebagai perawat untuk menolong orang
sakit.
Walau dari hal sekecil apapun, berjuang dan terus
berbuat baik demi kesejahteraan manusia merupakan tindakan yang mulia dan tidak
akan sia-sia. Sebuah kisah perjuangan seorang pahlawan di bidang keperawatan ini,
yaitu Florence Nightingale telah menginspirasi saya dan memotivasi saya dalam
menentukan tujuan dan prinsip hidup yang baik. Saya memilih Florence
Nightingale sebagai tokoh yang menginspirasi dan memotivasi saya untuk
memperjuangkan cita-cita dan prinsip hidup karena saya merasa memiliki
persamaan prinsip dengannya, yaitu untuk menolong, berbuat baik, dan peduli
pada sesama manusia. Serta berani dan tidak kenal lelah dalam mengembangkan
perbaikan sistem penanganan kesehatan dan pengobatan pasien yang lebih baik.
Setiap individu perlu
memiliki motivasi hidup yang dapat mendorongnya untuk menggapai tujuan hidupnya
dan pantang menyerah dalam menjalani dan memperjuangkan hidupnya. Motivasi yang baik dan kuat dari dalam diri adalah yang terpenting, dengan disertai informasi dan inspirasi dari luar diri. Karena secara tidak langsung, motivasi dapat memperkuat fisik dan mental seseorang yang dapat mendorongnya untuk lebih semangat dan produktif dalam mejalani dan memperjuangkan hidupnya.
*
Sekian pembahasan mengenai biografi seorang tokoh dunia yaitu Florence Nightingale dan pengaruhnya dalam motivasi hidup saya ini saya buat, mohon maaf jika ada kesalahan, kekurangan, maupun kelebihan dalam tulisan ini, karena saya sendiri pun masih belajar. Jika ada koreksi atau masukan mohon jika berkenan tinggalkan di kolom komentar di bawah. Terima kasih.
—Shania Sabila
Daftar Pustaka
Kondalkar, V. G. 2007. Organizational Behavior. New
Delhi: New Age International (P) Ltd., Publisher.
Schermerhorn, John R., Jr., Hunt, James G., Osborn,
Richard N., Uhl-Bien, Mary. 2010. Organizational Behavior. New Jersey: John
Wiley & Sons.
Komentar
Posting Komentar