HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DENGAN MOTIVASI PEKERJA DALAM BEKERJA
Halo semuanya, selamat datang di blog saya. Pada
kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Hubungan Antara Penilaian Kinerja dengan Motivasi Pekerja dalam Bekerja. Pertama-tama saya akan membahas dahulu, apa itu
Penilaian Kinerja (performance
appraisal)?
“Penilaian kinerja merupakan arana formal untuk
menilai kinerja pekerja dibandingkan dengan standar organisasi tertentu yang
ditetapkan.” (Ronald
E.
Riggio,
2013)
“Penilaian
kinerja yaitu mengevaluasi kinerja
karyawan saat ini dan / atau masa lalu relatif terhadap standar kinerjanya.” (Gary Dessler, 2013)
Untuk pekerja,
penilaian kinerja terkait dengan peningkatan karier. Penilaian kinerja
berfungsi sebagai dasar untuk kenaikan gaji dan promosi, memberikan umpan balik
untuk membantu meningkatkan kinerja dan mengenali kelemahan, dan menawarkan
informasi tentang pencapaian tujuan kerja. Pengawas kerja menggunakan penilaian
kinerja untuk membuat keputusan personil seperti promosi, penurunan pangkat,
kenaikan gaji, dan pemecatan dan untuk memberikan umpan balik yang konstruktif
kepada pekerja untuk meningkatkan kinerja pekerjaan. Selain itu, prosedur
penilaian kinerja formal memfasilitasi komunikasi organisasi dengan membantu
mendorong interaksi antara pekerja dan penyelia. Penelitian telah menunjukkan
bahwa karyawan yang menerima penilaian kinerja reguler yang dicirikan sebagai
"membantu" kinerja pekerjaan mereka menunjukkan komitmen yang lebih
kuat terhadap pekerjaan dan organisasi mereka (Kuvaas, 2011 dalam Ronald
E.
Riggio,
2013)
Berdasarkan pengertian
dari Penilaian Kinerja beserta fungsinya tersebut, dapat dikaitkan dengan teori
Motivasi. Pertama-tama akan dibahas terlebih dahulu pengertian dari Motivasi.
Motivasi didefinisikan sebagai “hasrat pembakaran batin
yang disebabkan oleh kebutuhan, keinginan dan keinginan yang mendorong
seseorang untuk mengerahkan fisik dan mentalnya energi untuk mencapai tujuan
yang diinginkan”. (Kondalkar, 2007)
Karakteristik Motivasi
a)
Motivasi adalah fenomena psikologis. Ini adalah
keinginan batiniah seseorang mencapai sesuatu yang lebih. Kekurangan yang
sangat memaksanya untuk melakukan jumlah tertentu pekerjaan. Lebih banyak
individu termotivasi lebih baik kinerja dan organisasi hubungan.
b)
Motivasi adalah proses yang berkelanjutan. Karena
kebutuhan adalah fenomena yang berkelanjutan jika diperlukan puas kebutuhan
lain muncul dan begitu pula individu mendorong untuk bekerja dan dengan
demikian rantai berkelanjutan dibuat.
c)
Motivasi disebabkan karena nilai persepsi yang
diantisipasi dari suatu tindakan. Dirasakan nilai adalah probabilitas atau
harapan.
d)
Ada kebutuhan yang tidak terpuaskan. Seseorang tetap
terganggu sampai mereka puas. Ini gangguan atau ketegangan menyebabkan
disequilibria dalam perilaku manusia.
e)
Individu dimotivasi oleh motivasi positif. Ini mengacu
pada insentif yang ditawarkan oleh organisasi untuk mencapai efisiensi.
Insentif bisa berupa uang seperti kenaikan gaji, tunjangan, dan pembayaran
bonus.
Berdasarkan teori
diatas, dapat dikatakan bahwa Penilaian Kerja berhubungan dengan Motivasi. Karena
Penilaian Kerja sendiri memiliki fungsi untuk menilai kinerja pekerja berdasarkan
dengan standar organisasi tertentu yang ditetapkan, atau dapat dikatakan juga
untuk mengevaluasi kinerja karyawan saat ini dan atau di masa lalu. Kemudian juga
untuk pekerja, penilaian kinerja terkait dengan peningkatan karir. Penilaian
kinerja berfungsi sebagai dasar untuk kenaikan gaji dan promosi, memberikan
umpan balik untuk membantu meningkatkan kinerja dan mengenali kelemahan, dan
menawarkan informasi tentang pencapaian tujuan kerja. Sementara Motivasi
sendiri berkaitan dengan individu dimotivasi oleh motivasi positif, ini mengacu
pada insentif yang ditawarkan oleh organisasi untuk mencapai efisiensi.
Insentif bisa berupa uang seperti kenaikan gaji, tunjangan, dan pembayaran
bonus.
Kedua hal itu yakni
Penilaian Kinerja dan Motivasi dikatakan berhubungan dan saling berkaitan. Yang
pertama yaitu dampak atau hasil dari penilaian kinerja dapat mempengaruhi
motivasi pekerja dalam bekerja, dan hal ini dapat berpengaruh terhadap proses
dan kualitas kinerjanya dalam mengerjakan pekerjaannya. Misalnya, dalam suatu
perusahaan melakukan penilaian kinerja terhadap seorang karyawan, kemudian
ternyata menurut hasil penilaian bahwa karyawan ini berhak mendapatka reward berupa diberikannya bonus dalam
gajinya. Kemudian karena kinerjanya bagus dan hasil dari penilaian kinerja
terhadap kinerja karyawan tersebut bagus sehingga mendapatkan reward berupa bonus gaji, maka karyawan
tersebut akan semakin termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya agar
mendapatkan reward lagi. Dan hal
seperti ini juga tidak hanya berlaku pada satu karyawan itu saja, tetapi pada
karyawan-karyawan lainnya yang melihat bagusnya kinerja karyawan yang mendapat reward tersebut, juga bisa termotivasi
untuk kemudian lebih meningkatkan kinerjanya agar mendapat penilaian yang bagus
dan berkemungkinan mendapatkan reward.
Selain reward berupa bonus gaji seperti pada
contoh diatas, sebenarnya masih banyak efek dan dampak positif dari adanya
penilaian kinerja ini terhadap motivasi karyawan dalam bekerja. Karena pada
dasarnya Penilaian Kinerja berfungsi sebagai dasar untuk kenaikan gaji dan
promosi, memberikan umpan balik untuk membantu meningkatkan kinerja dan
mengenali kelemahan, dan menawarkan informasi tentang pencapaian tujuan kerja.
**
Sekian pembahasan
mengenai Hubungan Antara Penilaian Kinerja dengan
Motivasi Pekerja dalam Bekerja ini saya buat,
mohon maaf jika ada kesalahan, kekurangan, maupun kelebihan dalam tulisan ini,
karena saya sendiri pun masih belajar. Jika ada koreksi atau masukan mohon jika
berkenan tinggalkan di kolom komentar di bawah. Terima kasih.
—Shania Sabila
Daftar Pustaka
Dessler, Gary. 2013. Human Resource Management. New
Jersey: Pearson Education.
Kondalkar, V. G. 2007.
Organizational Behavior. New Delhi: New Age International (P) Ltd., Publisher.
Riggio,
Ronald E. 2013. Introduction to Industrial/Organizational Psychology. New
Jersey: Pearson Education.
Komentar
Posting Komentar