PENGARUH RUANG KERJA YANG DI DESAIN KHUSUS DENGAN ERGONOMI
Halo semuanya, selamat datang di
blog saya. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas isu mengenai Pengaruh
Ruang Kerja
yang di Desain Khusus dengan Ergonomi.
Pada era modern ini banyak
ditemukan ruang kerja karyawan pada kantor yang di desain khusus, unik, dan
berbeda dari ruang kerja pada umumnya. Misalnya ruang kerja dengan konsep colorful dan terdapat banyak sofa besar
yang nyaman, disediakannya arena bermain dan berolahraga, dan
fasilitas-fasilitas lainnya. Dibuatnya desain-desain khusus atau unik ini pada
ruang kerja bukan hanya untuk memperindah suasana ruang kerja, tetapi memiliki harapan
tujuan berupa agar karyawan lebih nyaman dan tidak stress dalam bekerja. Hal ini
dapat dikaitkan dengan ilmu Ergonomi.
Apa itu Ergonomi?
International Ergonomics Association (IEA, 2003) mendefinisikan ergonomi (atau faktor
manusia) sebagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan pemahaman interaksi di
antara manusia dan elemen lain dari suatu sistem dan profesi yang menerapkan
teori, prinsip, data, dan metode untuk merancang untuk mengoptimalkan
kesejahteraan manusia dan kinerja sistem secara keseluruhan.
Ditinjau dari definisinya,
dapat dikatakan bahwa Ergonomi berkaitan dengan penerapan ruang kerja yang di
desain khusus. Karena Ergonomi berupa pemahaman mengenai interaksi manusia dan
elemen lain di suatu sistem yang dapat berupa tempat kerja atau kantor,
kemudian dengan menerapkan teori, prinsip, data, dan metode yang dapat
merancang untuk mengoptimalkan kesejahteraan manusia dan kinerja sistem secara
keseluruhannya. Mendesain dan menerapkan ruang kerja karyawan yang di desain
khusus merupakan salah satu upaya yang dilakukan demi mengoptimalkan
kesejahteraan karyawan, karena dengan adanya desain khusus yang berbeda ini,
diharapkan dapat membuat karyawan lebih nyaman dan tidak stress dalam bekerja. Perasaan
nyaman dan tidak stress dalam bekerja ini dapat dikaitkan dengan motivasi dalam
bekerja dan kepuasan kerja karyawan.
Individu
dimotivasi oleh motivasi positif. Ini mengacu pada insentif yang ditawarkan
oleh organisasi untuk mencapai efisiensi. Insentif bisa berupa uang seperti
kenaikan gaji, tunjangan, dan pembayaran bonus.
Insentif adalah suatu sarana
memotivasi berupa materi, yang diberikan sebagai suatu perangsang ataupun
pendorong dengan sengaja kepada para pekerja agar dalam diri mereka timbul
semangat yang besar untuk meningkatkan produktivitas kerjanya dalam organisasi
(Gorda, 2004:141)
Dalam hal ini, insentif yang
ditawarkan atau diberikan kepada pekerja atau karyawan yaitu berupa fasilitas
ruang kerja yang di desain khusus yang diharapkan dapat membuat nyaman para
karyawannya. Dan menurut teori tentang motivasi diatas, ruang kerja yang di
desain khusus tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk motivasi atau dorongan
pada karyawan dalam bekerja. Kemudian karena penerapan konsep ruang kerja ini
dapat mempengaruhi atau membentuk motivasi pada karyawan dalam bekerja, hal ini
dapat dikaitkan dengan kepuasan kerja karyawan atau pekerja.
Kepuasan kerja adalah
tingkat di mana seorang individu merasa positif atau negatif tentang suatu
pekerjaan. Keterlibatan pekerjaan yaitu sejauh mana seseorang didedikasikan
untuk pekerjaan.
Saat penerapan ruang kerja
yang di desain khusus di tempat kerja ini dapat memberikan kenyamanan dan
mengurangi serta mencegah timbulnya stress pada karyawan, hal ini dapat
mempengaruhi dan membentuk motivasi atau dorongan karyawan dalam bekerja. Kemudian
menurut teori tentang kepuasan kerja, karyawan memperoleh atau merasakan tinggi-rendahnya
kepuasan kerjanya pada saat ia merasa positif atau negatif pada pekerjaannya. Berarti,
jika karyawan sudah merasa positif akan pekerjaannya yang dipicu oleh
faktor-faktor diatas, berkemungkinan besar karyawan tersebut dapat memperoleh
atau merasakan kepuasan kerja.
Pengaruh kepuasan kerja
terhadap kinerja, salah satunya yaitu kaitan antara kepuasan dan produktivitas.
Produktivitas dianggap sebagai hadiah untuk kerja keras pekerjaan yang
disebabkan oleh tingkat kepuasan yang tinggi. Namun globalisasi, kecepatan
mesin dan ledakan pengetahuan, dampak media pada pekerja, kesadaran sosial dan
tinggi harapan karyawan untuk memenuhi kewajiban sosial adalah faktor penting
untuk memastikan tingginyan tingkat kepuasan karyawan. Sementara mengembangkan
praktik industri, faktor-faktor di atas seharusnya dianggap menguntungkan dan
pertumbuhan karyawan tercapai sehingga organisasi tumbuh secara otomatis.
Dari penjabaran tersebut
dapat disimpulkan bahwa penerapan ruang kerja yang di desain khusus ini dapat
memberikan kenyamanan dan mengurangi serta mencegah timbulnya stress pada
karyawan dan berpengaruh pada kesejahteraan karyawan, penerapan metode ini
berkaitan dengan ilmu ergonomi. Kemudian hal ini dapat mempengaruhi dan
membentuk motivasi atau dorongan karyawan dalam bekerja, kemudian membentuk
kepuasan kerja pada diri karyawan yang dalam hal ini berpengaruh terhadap
kinerja karyawan dalam pekerjaannya.
Sekian pembahasan mengenai Pengaruh
Ruang Kerja yang di Desain Khusus dengan Ergonomi ini saya buat, mohon maaf
jika ada kesalahan, kekurangan, maupun kelebihan dalam tulisan ini, karena saya
sendiri pun masih belajar. Jika ada koreksi atau masukan mohon jika berkenan
tinggalkan di kolom komentar di bawah. Terima kasih.
—Shania Sabila
Daftar Pustaka
Kondalkar, V. G. 2007. Organizational Behavior. New Delhi: New Age International (P) Ltd., Publisher.
Salvendy, Gavriel. 2012. Handbook Of Human Factors and Ergonomics. New Jersey: John Wiley & Sons.
Salvendy, Gavriel. 2012. Handbook Of Human Factors and Ergonomics. New Jersey: John Wiley & Sons.
Schermerhorn, John R., Jr., Hunt, James G., Osborn,
Richard N., Uhl-Bien, Mary. 2010. Organizational Behavior. New Jersey: John
Wiley & Sons.
Komentar
Posting Komentar